Blog Arif'Jayarana

facebook google twitter tumblr instagram linkedin
Doraemon
THE NEVER ENDING LIVING TALES


Engga ada tuh yang ENGGAK pernah denger tentang DORAEMON, taruhan. Sejak jaman kakak-kakak kita kecil, kita-kita, sampe generasi sekarang pasti tahu tentang Doraemon, si robot kucing yang mempunyai banyak sejuta peralatan ajaib.
semua orang pernah pasti pernah nonton Doraemon, ngebaca komicnya, ayau minimal ngeliat gambarnya. Ga jarang juga ada yang jadi Die Hard Fansnya loh.

Taruhan semua anak kecil pasti tahu kartun manga jepang Doraemon, selain tau Dora, Spongebob atau karakter lainnya. Tapi apakah kita semua tahu tentang kisah Doraemon sepenuhnya, apa yang bikin Doraemon datang kemasa Nobita yang sampai sekarang masih buram atau kelanjutan dimasa depan Nobita dengan orang yang dicintainya Shizuka (TAMAT).
Nah, sekarang makanya mari kita simak cerita si DORAEMON si robot kucing yang ajaib.



Doraemon adalah sebuah manga populer yang dikarang FUJIKO F. FUJIO sejak tahun 1970 dan berkisah tentang kehidupan seorang anak pemalas yang sedang duduk di kelas 4 SD yang bernama NOBI NOBITA yang didatangi oleh sebuah robot kucing bernama Doraemon yang datang dari abad ke-22. Dia dikirim untuk menolong Nobita agar keturunan Nobita dapat menikmati kesukseskannya dari pada harus menderita dari utang Finansial-yang akan terjadi dimasa depan-yang di sebabkan karena kebodohan Nobita.
Nobita, setelah gagal dalam ulangan sekolahnya atau setelah diganggu oleh Giant dan Suneo, akan selalu mendatangi Doraemon untuk meminta bantuannya. Doraempn kemudian biasanya akan membantu nobita dengan menggunakan peralatan-peralatan cangginh dari kantong ajaibnya ; peralatan yang sering digunakan misalnya "baling -baling bambu" dan "pintu kemana saja".



Sering sekali Nobita berbuat terlalu jauh dalam menggunakan peralatannya dan malah terjerumus ke dalam masalah yang lebih besar dari masalah sebelunnya. pada bulan Desember 1969, Manga Doraemon Terbit berkesinambungan dalam 6 judul majalah bulanan anak. Majalah-majalah tersebut adalah majalah YOIKO (anak baik), YOCHIEN ( taman kanak-kanak), SHOGAKU INCHINENSEI (kelas 1 SD), SHOGAKU YONENSEI ( kelas 4 SD), dan sejak tahun 1973 majalah SHOGAKU GOGENSEI (kelas 5 SD) dan SHOGAKU ROKUNENSEI (kelas 6 SD).

Cerita yang terkandung dalam majalah-majalah itu berbeda-beda, yang berarti pengarang ceritanya ini harus menulis lebih dari 6 cerita setiap bulannya. pada tahon 1979, CoroCoro Comic diluncurkan sebagai majalah Doraemon. Sejak pertama kali muncul pada tahun 1969, cerita Doraemon telah dikumpulkan dan dibagi kedalam 45 buku yang dipublikasikan sejak tahun 1974 sampai tahun 1996, dan telah terjula lebih dari 80 juta buku pada tahun 1992. Sebagai tambahan, pada tahon 2005 Shogakukan menerbitkan sebuah artikel serial tambahan sejumlah 5 jilid dengan judu DORAEMON+(Doraemon Plus) dengan cerita yang berbeda dari 45 volume aslinya.

Doraemon adalah salah satu karakter manga yang paling populer di indonesia. Hampir semua orang kenal dengan tokoh ini baik orang dewasa maupun kanak-kanak. Seri kartunya (anime) masih ditayangkan di RCTI setelah belasan tahun ( sejak tahun 1991) pada waktu yang sama pukul 08.00 pagi di hari Minggu hingga sampai sekarang ini. Hal ini membuktikan kesukseskannya di negara ini. Komiknya diterbitkan oleh Elex Media Komputindo dalam beberapa seri yang dibeli banyak orang sampai sekarang.
Hanya Sedikit orang yang tahu tentang asal-usul doraemon secara lengkap karena dalam komik dan film sedikit kisah asal doraemon yang diceritakan. Kehidupan awal Doraemon tidak begitu baik. Ia adalah sebuah obot yang gagal yang dilelang kepada sebuah keluarga Miskin yang terlilit hutang, yang tak lain adalah keluarga keturunan Nobi Nobita.



Doraemon pernah menjalani masa-masa berat ia hanya menjadi penjaga Bayi setelah gagal melewati ujian di akademi robot, kedua yang menyedihkan yaitu kehilangan kedua telinganya hancur setelah digigit robot tikus, lalu catnya luntur karna akibat ulahnya sendiri dan masih banyak kisah sedih yang ia lalui ditahun pertama kelahirannya. Sampai suatu ketika, keluarganya mengirimkan ia kembali ke masa lalu, zaman dimana ada Nobi Nobita leluhur keluarga ini masih hidup di Tokyo.

Misi Doraemon adalah untuk menolong Nobi Nobita buyut dari Sewashi, pemilik Doraemon yang sebenarnya. Nobita adalah seorang anak yang selalu mengalami nasib sial dan tidak punya kemampuan apa-apa. Ia Bodoh dalam pelajaran sekolah dan tidak bisa berolahraga, nobita hanya berbakat dalam tembak-tembakan dan tidur dan kehidupan Nobita dengan Doraemon akan jadi apa nanti di masa yang akan datang.SEMUA ITU MASIH???
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Arina Tanemura



Arina Tanemura ( Tanemura Arina) ialah seorang mangaka yang lahir di Prefektur Aichi, Jepang pada tanggal 12 Maret 1978. Sebagian besar karya Arina Tanemura berupa manga shōjo..Arina tanemura sangat menyukai musik pop jepang(special Sakamoto Maaya) dan dia suka sekali game final fantasy dia mempunyai adik perempuan dan laki-laki.

Baju yang selalu dia pakai sangat cantik dan manis.Golongan darahnya A . Dia punya 2 ekor kucing,yang satu  bernama riku dan kai,bila nama kedua kucing ini di gabung,maka terbentuk kata rikukai,yaitu homepage arina tanemura.dia sangat suka pergi karaoke bersama para asistennya. Karya Arina Tanemura yang paling populer ialah Kamikaze Kaitou Jeane dan Full Moon wo Sagashite, yang keduanya telah diadaptasi ke dalam anime.
Karya-karyanya
Series Title Genre
Firecracker is Melancholy
Adventure, Romance, Shoujo
Full Moon wo Sagashite
Drama, Fantasy, Romance, Shoujo, Supernatural
Ginyu Meika
Drama, Romance, Shoujo
ION
Comedy, Romance, Shoujo
Kamikaze Kaitou Jeanne
Adventure, Comedy, Fantasy, Historical, Romance, Shoujo, Supernatural
Shinshi Doumei Cross
Drama, Romance, School Life, Shoujo
Shoujo Eve Ringo Jikake no 24 j



Romance, Shoujo
Time Stranger Kyoko
Adventure, Fantasy, Romance, Shoujo
Umi no Sakyuugi Nocturne
Romance, Shoujo
zetai kakusei tenshi misstress fortune

sakura hime kaden



Noriaki Kubo



Noriaki Kubo, lahir pada tanggal 26 Juni 1977. Lebih dikenal dengan nama Tite Kubo.
Karya ciptaannya yang terkenal adalah Bleach.

Berikut ini adalah karya beliau yang lainnya.

Cerita pendek
- Ultra Unholy Hearted Machine
- Rune Mater Urara
- Bad Shield United

Seri
- Zombie Powder
- Bleach



Tadashi Agi



Tadashi Agi adalah seorang pengarang cerita (storywritter), novelis, dan screenwriter (penulis naskah film/program TV). Nama aslinya adalah Shin Kobayashi. Ia lahir pada tahun 1962 di Tokyo, golongan darah tipe O, dan lulusan dari Tokyo Metropolitan Musashi Senior High School dan Waseda University School of Economics & Political Science. Ia berbagi nama "Tadashi Agi" dengan saudara perempuannya. Dengan nama Yuma Ando, ia menerima Kodansha Manga Award pada tahun 2003 kategori shonen dengan karyanya Kunimitsu No Matsuri (di terbitkan oleh Elex dengan judul "Kunimitsu").

Mungkin sedikit yang kenal dengan Tadashi Agi (apalagi nama aslinya, Shin Kobayashi), namun banyak penggemar yang sudah membaca karyanya (selain Kunimitsu tentunya) dengan nama fiktif lainnya.
Berikut ini adalah nama fiktif atau pen-name dari Shin Kobayashi-sensei dan karya yang dibuatnya.

Seimaru Amagi
- Kindaichi Case Files
- Remote
- Tantei Gakuen Q

Yuya Aoki
- Get Backers
- Psycho Busters

Yuma Ando
- Kunimitsu no Matsuri
- Psychometrer Eiji
- Shibatora
- Tokyo Eighties

Joji Arimori
- Monkey Typhoon
- Snow Dolphin

Hiroaki Igano
- Eria no Kishi

Tadashi Agi
- Gakkou no Kowai Uwasa
- Kami no Shizuku
- Psycho Doctor
- Psycho Doctor Kai Kyousuke

DORAMA
- Hero (seri)
- Pikingtorio Case File



Tsugumi Ohba



Lahir di Tokyo, Tsugumi Ohba adalah pengarang/penulis cerita untuk manga Death Note ( yang ga tau dijitak!!). Identitas asli dan jenis kelaminnya benar-benar rahasia dan dijaga ketat.
Beberapa fans percaya bahwa Tsugumi Ohba adalah pen-name dari Hiroshi Gamo.
Tidak banyak yang bisa diketahui dari profil yang ia tampilkan di awal manga Death Note, ia mengoleksi cangkir teh dan menulis/membuat plot manga sembari jongkok di kursi, yap persis L.

Karya nya saat ini hanya 2.
- Death Note
- Bakuman
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Aoyama Gosho



Aoyama Yoshimasa atau lebih dikenal Aoyama Gosho lahir pada tanggal 21 Juni 1993 di Daiei, Tottori, Jepang.Aoyama dari kecil sangat jenius dalam menggambar. Ketika ia berada di kelas 1 Sekolah Dasar, ia memenangkan sebuah lomba dengan gambarnya yang berjudul "Perang Yukiai".

Sekolah Menengah Atas (SMA) dari Aoyama Gosho adalah SMA Ikuei. Setelah lulus ia melanjutkan sekolahnya di Nihon University College of Art di Tokyo. Satu hal yang mempengaruhi karirnya adalah saat ia masih kuliah, Aoyama mengikuti kontes komik dan memenangkannya.

Pekerjaannya Chotto Mattete,diterbitkan seminggu sekali di majalah Shonen Mingguan di musim dingin tahun 1987. Tak lama kemudian, Magic Kaito juga diterbitkan di majalah yang sama.

Pada awal tahun 1990 ia menerbitkan cerita berjudul Yaiba. Komik 24 volume ini memenangkan Shogakukan Manga Award untuk Shonen pada tahun 1993. Ia memenangkan Shogakukan Manga Award lagi pada tahun 2001 dengan karyanya Detektif Conan. Ia juga menerbitkan karya - karya lain seperti Third Baseman No 4, Koleksi cerita - certia pendek Aoyama Gosho dan Detektif Conan.

Pada tanggal 5 Mei 2005, ia menikah dengan penyanyi dan pengisi suara yang bernama Minami Takayama yang mengisi suara Conan pada anime Detektif Conan. Namun mereka bercerai pada tanggal 10 Desember 2007.



Masashi Kishimoto



Masashi kishimoto lahir di Okayama Jepang tanggal 8 November 1974. Sejak kecil ia senang menggambar dan karya pertamanya yaitu Karakuri yang dibuat ketika berada di bangku kuliah yang dikirim ke Shueisha pada tahun 1996.

Naruto mulai serius dibuat setelah Masashi Kishimoto lulus dari kuliahnya yang dipublikasikan oleh Akamaru Jump. Pada tahun 1999 Naruto memasuki versi final dipublikasikan pada majalah manga mingguan Shonen Jump yang membuat Naruto menjadi terkenal seperti sekarang ini. Di awal keluarnya Manga / Komik Naruto Masashi Kishimoto berhasil menyabet penghargaan hop step bulanan.

Adik kembarannya juga seorang mangaka / kartunis yang membuat Manga 666 Satan. Kartunis yang memberikan pengaruh yang cukup kuat kepada dirinya adalah Akira Toriyama pembuat komik dragon ball.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Kali ini saya akan coba membagi tutorial tentang cara mewarnai gambar yang kita gambar dengan tangan dan diwarnai dengan photoshop.


1.Pertama-tama Scan hasil gambar kamu dengan Scanner dan masukan ke dalam komputer. Lalu buka file gambar kamu dengan ProgramPhotoshop.



2. Lalu pilih menu Image >> Adjustment Brightness/Contrast.

Atur Brightness/Contrast :
Brightness : -150
Contrast : +100

Sehingga gambar kamu akan menjadi tebal seperti gambar disamping.



3. Nah, warnai gambar kamu dengan menggunakan photoshop. Kamu bisa menggunakan tools paint, brush, dan lain lain untuk mewarnain gambar kamu. Hasilnya gambar kamu akan menjadi seperti gambar disamping.



4. Mungkin dengan sedikit menu filter kamu bisa sedikit berkreasi dengan gambar kamu dan menambahkan efek-efek berikut :
Filter >> Texture >> Stained Glass
Cell Size : 6
Border Thickness : 2
Light Intensity : 1



5. Filter >> Sketch >> Graphic Pen
Stroke Length : 15
Light/Dark Balance: 50
Stroke Direction: Right Diagonal



6. Filter >> Texture >> Mosaic Tiles
Tile size : 55
Grout width : 8
Lighten Grout : 4
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Membuat komik tidak semudah seperti yang kita bayangkan, Mengapa?
Perlu alur gambar dan cerita yang dapat menghubungkan antara bagian satu dengan bagian yang lainnya. Dalam buku yang berjudul 14 jurus membuat komik karya Toni Masdiono, yang diterbitkan oleh Creativ Media Jakarta ini berisi teknik-teknik praktis dalam membuat sebuah komik yang disajikan dengan bahasa gambar dan tulisan.

14 jurus dasar membuat komik ini sangat perlu diperhatikan untuk para pemula dalam membuat sebuah komik yang baik dan berkualitas. Sebelum membuat komik mereka harus mengenal anatomi dari komik itu terlebih dahulu dan berbagai peralatan dasar yang harus disiapkan. 14 jurus dasar membuat komik tersebut berisi tentang :
1. teknik menggambar proporsi manusia,
2. eksyen,
3. karakter dan emosi setiap tokoh,
4. ekspresi wajah,
5. teknik menggambar perspektif,
6. teknik bayangan,
7. membuat balon kata dan frame,
8. gaya gambar,
9. tata gambar,
10. membuat skenario dan sketsa komik.

Hal-hal yang disebutkan diatas dapat kita pelajari dengan praktis dalam cara ini.

Komik merupakan cerita bergambar yang dituangkan dalam goresan-goresan tinta dan setiap goresannya mewakili ide dari sang penggambar dalam mengekspresikan karyanya. Oleh karena itu untuk mencapai hasil yang maksimal kita harus tekun berlatih dan berkarya dalam mengembangkan kemampuan dan bakat kita. Buku 14 jurus membuat komik dibuat dengan cover yang menarik dan kualitas kertas yang bagus serta penggunaan bahasa yang mudah untuk dipahami. Buku ini sangat bermanfaat, terutama bagi anda yang gemar membuat komik .
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Komik adalah cerita bergambar 2 dimensi yang biasanya digambar dengan tangan atau dengan bantuan aplikasi komputer seperti Corel Draw, Adobe Photoshop, atau aplikasi grafis lainnya.
Kalau sekarang sih biasanya komik digambar sketsanya di kertas dulu kemudian di scan, dan diberi warna di Adobe Photoshop atau aplikasi sejenis. Tapi pernah kepikiran gak bikin komik instan cuma dalam waktu 10 menit dan gak butuh sketsa atau aplikasi grafis. Cukup dengan klik, drag, dan ketik teks jadi deh komiknya.

Adalah pixton.com yang membuat aplikasi web 2.0 berbasis Adobe Flash yang memungkinkan kita membuat komik secara instan. Tekniknya cukup menarik dan memudahkan kita dalam membuat komik. Orang yang tidak kenal dunia pembuatan komik juga dengan mudah memahami cara penggunaan aplikasi ini. Berikut adalah cara membuat komik dengan aplikasi pixton.com:

1. Untuk memulai kita diberi pilihan apakah ingin membuat komik dari template atau membuatnya dari awal. Membuat komik dari templete lebih mudah karena kita tinggal mengedit template komik yang telah ada. Kita tinggal memilih template yang mana yang kira-kira mirip dengan cerita kita. Namun bila cerita template tidak ada yang mirip atau kita ingin membuatnya dari awal maka pilih metode advance dimana kita akan membuat komik dari awal.

2. Konsep membuat dari awal sangat sederhana. Kita akan membuat komik scene demi scene. Scene adalah satu gambar yang merupakan bagian dari cerita kita. Untuk memulai terlebih dahulu kita memilih background. Kita dapat memilih beragam background sesuai cerita kita misalnya background di kamar, di taman, di kantor, di ruang tamu, dan background lainnya.

3. Selanjutnya adalah memasukkan karakter atau tokoh. Ada 2 karakter dasar yang tersedia yaitu manusia dan binatang. Untuk manusia kita dapat memilih manusia yang biasanya secara default atau standar berupa laki-laki. Namun bila kita dapat mengubah karakter manusia ini sesuai keinginan. Misalnya untuk mengubahnya menjadi perempuan cukup mengubah model rambut, bentuk badan, dan lain-lain. Kita juga dapat menambahkan asesoris seperti topi, kacamata, sepatu, dan lain-lain.

4. Setelah karakter tersebut masuk kita bisa memilih gaya atau posisi tubuh dari karakter tersebut. Apakah duduk, berdiri, lari, tidur, dan posisi lainnya.

5. Kita juga dapat menambahkan beberapa benda lainnya untuk menambah detail dari komik kita.

6. Yang terakhir adalah memasukkan teks. Teks ada 3 macam yaitu teks yang menandakan karakter kita berbicara, berpikir, dan keterangan singkat komik. Seperti komik biasa bentuknya adalah lingkaran, atau gelembung.

Berikut adalah contoh komik buatan pixton.com


Ini lebih jelas silakan klik pada gambar diatas. Sekarang dengan adanya kemudahan dalam membuat komik, tinggal kreatifitas anda untuk berkarya dan menciptakan karya dan cerita yang unik dan menarik. Anda bisa melihat komik karya pengguna pixton lainnya di web pixton. Selamat mencoba
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Tampak Depan :
Perbedaan yang paling nyata terasa pada bentuk dan panjang wajah secara keseluruhan. Panjang hidung, besar mata serta lebar mulut merupakan tambahan yang bisa membantu kesan perbedaan antara wajah seorang tokoh cowok dengan cewek.



Tampak Samping :
Pada sudut pandang ini perbedaan antara wajah cowok dan cewek tampak dari bentuk batang hidung, bentuk dagu dan rahang. Sekali lagi, ukuran mata dan lebar mulut apat membantu mencapai kesan perbedaan yang diinginkan.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Muka Cowok :

Secara garis besar, wajah seorang laki-laki umumnya digambar dengan menggunakan garis-garis yang kaku atau “patah-patah”. Hal ini bisa terlihat dengan jelas pada tulang pipi, dagu dan rahang.
Tapi bagaimana bila kalian ingin menggambar wajah seorang cowok tanpa garis-garis yang kaku? Jika itu masalahnya, maka beberapa hal yang sebaiknya ditonjolkan adalah:

Perbedaan Yang Paling Menonjol.
1. Alis cowok lebih tebal dari pada alis cewek.
2. Mata Cowok cenderung di gambar lebih kecil dari pada mata cewek.
3. Menggambar rahang dengan garis dan sudut yang tegas.

Perbedaan Yang Tidak Terlalu Menonjol (tambahan)· Wajah cowok biasanya dibuat lebih panjang dari pada cewek.
· Batang hidung dibuat lebih panjang.
· Dagu cowok dibuat lebih berkesa “kotak”.
· Lebar mulut cowok bisa dibuat sedikit lebih panjang dari pada mlut cewek.



Muka Cewek :
Sedangkan wajah cewek sebaliknya digambar dengan menggunakan garis-garis yang “mulus”, terlihat jelas pada pipi dan dagu. Cenderung kearah “bulat-lonjong”.
Gambar wajah seorang cewek dapat dibuat tetap terlihat cantik atau manis dengan menonjolkan elemen-elemen berikut :

Perbedaan yang paling menonjol :
· Bulu mata yang tebal dan hitam, dengan beberapa lentikan diujungnya (2 sampai 3)
· Alis yang dibuat dengan lengkungan yang mulus dan dengan digambar tipis / tidak terlalu tebal.
· Mulut kecil dengan jarak antara bibir dengan hidung cukup dekat.

Perbedaan yang tidak terlalu menonjol (Tambahan) :
1. Tidak menggmabr dengan garis rahang/garis rahang digambar dengan melengkung.
2. Memendekan tinggi dengan rahang dan dagu (sehingga bentuk kepalanya hampir sebulat telur).
3. Mata dibuat lebih besar dari pada mata Cowok.
4. Hidung cewek bisa digambar dengan lebih “mungil” dari pada Cowok.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Dibandingkan dengan tampak depan ¾ atas, tampak depan ¾ bawah bisa menjadi jauh lebih sulit untuk digambar.

Beberapa Tips :
1. Sewaktu menggambar sudut pandang ini, bentuk tyulang tengkorak (lingkaran) tidak berubah, selain garis posisi mata yang dibuat menjadi melengkung ke atas.

Perubahan yang paling utama terletak pada rahang dan dagu dimana bentuknya dibuat menjadi lebih panjang sambil ditambahkan garis-garis untuk tulang pipi.

2. ketika menggambar obyek-obyek wajah, posisi kuping berubah menjadi lebih turun dari biasanya.

3. bagian bawah dagu menjadi lebih terlihat.

4. jarak antara hidung dengan mata seakan-akan lebih dekat dan bagian bawah hidung kini terlihat.


Tips : Rahasianya terletak pada ukuran rahang, dagu dan tonjolan tulang pipi.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Tampilan ini sebetulnya merupakan gambar kepala tampak depan yang digambar menggunakan sudut pandang perspektif, dilihat dari atas.

Salah satu cara untuk menggambar kepala dari sudut pandang ini adalah dengan memanjangkan lingkaran (tulang tengkorak) dan sedikit memendekan rahang, dengan perbedaan dari tampak depan “normal”.

1. Rambut dan dahi mendapatkan porsi gambar yang lebih banyak.
2. jarak antara mata dengan hidung terlihat menjadi lebih pendek.
3. Hidung lebih menonjol keluar-hampir atau menutupi mulut.
4. Tulang pipi menjadi lebih menonjol dibandingkan sewaktu menggambar tampak depan “normal”.
5. posisi kuping menjadi lebih naik.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Bentuk dasar yang digunakan kurang lebih dari sama seperti waktu menggambar dari tampak ¾ dari depan. Hanya saja pada tampak ini tulang pipi jauh lebih menonjol dan pipi di gambar lebih datar.

























1. Mata tidak perlu digambar pada tampak ini.
2. Pada bagian rahang dan dagu, bisa digambarkan bayangan untuk menunjukan kesan kedalaman bentuk.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Bentuk mata pada bidang A (bidang yang lebih sempit) biasanya menjadi lebih :gepeng” seperti seakan-akan ditekan dari dua arah, sementara bentuk mata pada bidang B tetap sama seperti terlihat dari arah depan.

Selain itu juga, bila sebuah mata dibagi dua bagian C dan D yang sama besarnya, maka pada tampak ¾ lebar bidang C menjadi lebih sempit dari pada bidang D. Hal ini berlaku bagi kedua belah mata (kanan dan kiri).

Kalau kalian sudah bisa menangkap semua masukan mengenai ketiga sudut pandang utama dari halaman-halaman sebelumnya sudah saatnya bag kita untuk bergerak maju ke pengerjaan sudut pandang yang lebih sulit.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar





Kali ini garis fertikal yang menyatakan arah pandangan kepala sedikit di ubah dengan menggeser posisinya sedikit kearah kiri (atau kanan-sesuai dengan sudut pandang yang ingin kalian gambar) dan membuatnya sedikit melengkung.








Selanjutnya kita hanya perlu menambahkan pipi dan rahang, sambil menggunakan ujung bawah garis lengkung untuk menentukan posisi dagu. Ingatlah untuk membuat bidang B lebih lebar dari pada bidang A, sambil menyisakan sedikit tempat untuk....









Bagian telinga pada sisi kanan lingkaran selesai. Bila sudah selesai, langkah berikutnya adalah dengan menggambarkan garis batasan rambut dengan menggunakan banyuan ujung atas garis lengkung dan posisi telinga, sambil memperbaiki bentuk dahi di sebelah kiri.










Dengan bantuan garis sketsa yang begitu banyak, kita tinggal menambahkan mata, hidung, mulut, dan rambut sesuai dengan keinginan seperti gambar disamping, sambil sekalian memperbaiki berbagai bentuk yang dirasakan janggal pada proses akhir.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Ketika menggambar wajah karakter yang tengah berbicara dari arah samping, kita hanya perlu menambah tinggi dagu sewaktu tengah membuat sketsa.



Perhatikan bahwa jarak antara bibir atas dengan hidung dan bibir bawah dengan dagu menjadi lebih dekat sewaktu mulut tengah terbuka lebar (berteriak / tertawa dan lain-lain.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Kalo pendapat saya sih begini!!!

Pertama-tama, kita ke masalah rokok dulu, seperti kita tahu rokok mengandung selain nikotin dan tar, juga ada zat2 berbahaya yang dalam kertas pembungkus tembakau dan filternya, salah satu zat tersebut adalah zat yang sama untuk membuat pipa PVC (informasi ini kudapat saat sering maen ke RSP), juga zat2 yang mungkin teman2 dari kedokteran ada yang lebih tau.

Sama halnya dengan manga. Munculnya sanksi diharamkannya lukisan dikarenakan pada zaman Rasul dulu, gambar2 dan lukisan umumnya diarahkan untuk penyembahan dan pemujaan. Guci-guci dan tembikar mereka lukis dewa mereka atau nenek-kakek moyang mereka dengan tujuan mengagungkan apa yang mereka gambar tersebut. Semua karya seni waktu itu terutama diarahkan untuk pemujaan sehingga Nabi benar2 melarang umatnya untuk menggambar karena ditakutkan gambar itu akan membawa pada kemurtadan dan kesirikan pada umatnya.

Bayangkan bila Nabi tidak melarang, mungkin bisa jadi ada sahabat yang melukis wajah nabi dan ujung2nya umat yang sekarang menjadikan lukisan ini sebagai pemujaan di samping Tuhan. Karena akibat2 buruk seperti itulah Nabi benar2 melarang lukisan sosok bernyawa. Sekarang ketika jaman sudah berkembang dan maju, saat dikenal aliran manga, saat gambar bukan lagi hanya media untuk pemujaan dan sesembahan, mungkin kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa menggambar manga berarti melakukan perbuatan haram.

Pertama sudah jelas bahwa arah menggambar manga kita bukan untuk dijadikan sesembahan bagi kita atau orang lain, kecuali kalo kita memang meniatkan demikian. Kembali pada ungkapan, semua perbuatan diawali dengan niat, maka niatlah yang menjadikan apa yang kita kerjakan. Dua orang menggmabar seekor kerbau, yang satu diniatkan untuk dijadikan sesembahan,yang satunya dijadikan apresiasi seni bagi dirinya. Dapat kita tebak siapa yang tealh berbuat dosa pada Allah. Ketika kita menggambar manga atau membuat komik tentang manga, apa yang telah kita niatkan? apakah manga ini untuk tujuan maksiat?apa untuk pendidikan dan dakwah? untuk hiburan? atau utnuk dijadikan alat pemujaan dan sesembahan bagi kita? tinggal kita yang memilih mana yang benar dan mana yang tidak direstuiNya.

Kedua, bentuk manga bukanlah bentuk manusia sejati. Manga hanya bentuk simbolis dari manusia. Bayangkan emang ada manusia dengan mata bundar gede dan hidung cuman segitiga? tidak! manga hanya suatu bentuk apresiasi seorang artis dalam menggmabarkan karakter manusia tetapi tidak menggambarkan manusia itu sendiri. Mari kita menilik ke belakang ketika zaman wali songo menyebarkan Islam di Jawa. Ketika itu budaya Jawa sudah mengenal wayang yang menceritakan makna kehidupan dari kisah Mahabharata dan Ramayana.

Tetapi wayang saat itu masih menggambarrkan wajah dan tubuh manusia asli. Wajah yang tergambar adalah wajah manusia beneran, begitu juga tubuhnya dan baju yang dipakai. Saat Islam masuk, salah seorang wali mengubah bentuk wayang ini menjadi apa yang kita kenal sekarang. Bentuk wayang yang gak langsung menunjukkan bentuk manusia beneran, melainkan hanya simbol, dan seperti itu pula manga, dia hanya suatu bentuk simbol dari manusia. Karena hanya merupakan simbol seperti halnya wayang, maka tidak perlulah kita merasa cemas telah melakukan perbuatan salah.

Ketiga, bayangkan dunia tanpa gambar. Kamu coba bayangin buku belajar shalat tanpa ilustrasi, belajar wudhu tanpa ilustrasi, belajar memperbaiki motor tanpa ilustrasi, ensiklopedia indonesia tanpa ilustrasi, cara mengkafani mayat tanpa ilustrasi, cara berolahraga dan pemanasan tanpa ilustrasi, buku mewarnai tanpa ilustrasi, buku kedokteran tannpa ilustrasi, buku reparasi mobil tanpa ilustrasi, buku geologi dan geografi bumi tanpa ilustrasi, buku atom dan kimia tanpa ilustrasi, buku sejarah tanpa ilustrasi, buku mesin tanpa ilustrasi, novel, tabloid, komik tanpa ilustrasi, bayangkan dunia tanpa ilustrasi dan gambar, apa jadinya? Kemampuan kita menggambar itu adalah karunia dari Allah dan itulah yang kita gunakan untuk mewarnai dunia ini dengan ilustrasi kita. Bila Allah mengkaruniakan kita kelebihan indah ini, mengapa serta merta Dia melarang kita untuk menggunkannya untuk menghiasi dunia dengan hal2 yang indah? sungguh absud bukan? Sama seperti kita disuguhkan es campur dan kita diberi sendok untuk memakannya, tetapi serta merta ada orang yang mengikat tangan kita sehingga kita tak bisa meraih es campur di depan kita itu. Jadi hukum haram itu hanya ditujukan untuk hal2 tertentu saja dan tidak untuk semua gambar. Selama gambar itu tidak untuk menghujat atau maksiat dan sesembahan serta pengagungan maka sah2 aja bagi kita untuk menggambar.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Di awal 1990-an, Indonesia dibanjiri oleh komik-komik Jepang. Ini terjadi lama setelah masa kejayaan Godam dan Gundala Putra Petir surut di tahun 1970-an. Toko-toko dan tempat persewaan buku dipenuhi cerita bergambar impor dari negeri matahari terbit itu. Komik-komik yang hadir menyajikan tidak saja adegan laga yang diwakili oleh Chinmi, Kenji, Saint Seiya, atau Tiger Wong; tapi juga komik untuk kalangan "abege" (anak baru gede) yang sedang mekar-mekarnya, seperti Candy-Candy atau juga komik jenaka seperti Kobo Chan. Dengan demikian komik buatan negeri kita sendiri makin tenggelam. Karena, sebelum komik Jepang melakukan ekspansi, komik Barat telah lebih dulu bercokol dan cukup punya penggemar fanatik, misalnya seri Walt Disney, lalu Asterix, Trigan, Si Janggut Merah, Tanguy & Laverdur, Tintin, dan masih banyak lagi lainnya. Belum lagi bila dihitung pula komik yang dimuat bersambung seperti Tarzan di harian Suara Merdeka, Garth di harian Kompas, yang masih bertahan sampai sekarang.


Seperti biasanya, muncullah suara-suara "nasionalis" yang menyayangkan mewabahnya komik asing. Yang mempertanyakan mengapa kita tidak memilih komik kita sendiri? Mengapa kita justru bangga dengan para pahlawan dari negeri-negeri (bekas) penjajah? Padahal komik kita tidak kalah bagusnya. Jangankan komik asing, komik kita sendiri pun pernah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan: pernah dituduh sebagai biang kemalasan dan merusak jiwa anak. Jadi wajar belaka bila komik asing lebih dikecam meski dalam kenyataan ternyata sangat disukai. Dan rasanya sulit menemukan seorang bocah yang jiwanya rusak karena komik asing.

Bagaimanapun pro dan kontra seputar merebaknya komik asing memang ada. Tapi bagaimanakah kondisi obyektif percaturan komik di negeri ini? Dari pengamatan di beberapa toko buku Yogyakarta yang terkemuka dan persewaan buku, memang komik asing lebih terhormat kedudukannya. Bahkan beberapa teman saya menyatakan bahwa komik asing lebih bagus. Lalu komik Indonesia? Jawabannya juga sama tidak mengejutkannya: jelek, kering, tidak menarik, terlalu menggurui. Boleh jadi pendapat tersebut belum tentu benar, apriori, karena ada yang belum pernah membaca komik Indonesia. Juga mungkin anggapan seperti itu adalah cerminan dari generasi yang kurang menghargai karya bangsa sendiri? Namun bagaimanapun, anggapan yan terlontar itu adalah fakta. Dan itu bisa dicari penjelasannya.

Meski tidak enak, tindakan membandingkan komik Indonesia dan komik asing tetap perlu dilakukan. Dari situ barangkali bisa diketahui sejauh mana ketertinggalan (buatan orang) Indonesia. Dalam tulisan ini saya akan melihat segi isi cerita, visualisasi dan beberapa faktor lain yang mempengaruhi.

Isi cerita dan penampilan
Komik Indonesia sebagian besar henyalah merupakan khotbah bergambar. Penuh petuah-petuah verbal ini-itu. Pesan yang ingin disampaikam pun terlalu hitam putih, penuh semangat lokal yang dibuat-buat sehingga menimbulkan rasa risih bagi pembaca dewasa dan membosankan bagi anak-anak. Anak-anak mempunyai dinamika yang berbeda dengan yang dimiliki orang tua mereka. Dahulu komik seperti Mahabharata yang konon penuh ajaran mulia, cerita-cerita sejarah yang hebat lagi perkasa boleh jadi sangat disukai. Bahkan pernah mencapai kejayaan dengan penjualan yang lumayan mengagumkan. Namun bila di tahun 1993 salah satu penerbit komik menyatakan bahwa tak ada lagi pencetakan komik lokal, itu adalah pertanda yang tak bisa diingkari bahwa anak-anak pembaca komik lainnya menolak kehadiran komik semacam itu. Semakin mulus saja laju komik impor.

Saratnya beban dan kurang lincahnya imajinasi komik Indonesia berakibat parah karena kebanyakan komik Indonesia mengambil tema kepahlawanan, dongeng rakyat serta epos kuno. Tema-tema tadi tentu saja punya pakem yang susah sekali ditekuku-tekuk. Sementara anak-anak masa kini relatif tidak punya ikatan emosional dengan cerita-cerita macam itu. Dan cerita kepahlawanan, sejalan dengan kehendak penguasa untuk mewariskan semangat yang katanya pernha mereka miliki, sudah menjadi semacam mitos yang sakral. Seorang pengarang jenius sekalipin akan berpikir seribu kali bila ingin bermain-main dengan itu. Sementara komik adalah media informatif yang bersifat menghibur. Bila unsur jenaka, iseng serta kenaklan khas anak-anak tidak ada, di mana letak hiburannya?

Kita lihat misalnya komik keluaran Elex Media Komputindo (ELM) yang kebanyakan berasal dari Jepang, rata-rata berlatar-kisah yang lebih "jelata" sifatnya. Unsur kehidupan orang-orang biasa sehari-hari begitu dominan serta dijalin manis dengan fantasi. Doraemon dan Nobita sama sekali bukanlah superhero Jepang. Doraemon adalah kucing ajaib dari abad 22 sedang Nobita adalah bocah Jepang kebanyakan. Petualangan mereka juga hanya berkisar di sekitar sahabat-sahabat di dekat rumah mereka. Nobita dan Doraemon sebagai tokoh sentral juga bukanlah anak-anak yang sangat arif tanpa cela. Mereka tampil sebagai bocah polos yang punya keinginan dan kenakalan anak-anak. Bahkan sangat sering Nobita menyalahgunakan keampuhan benda ajaib dari kantong Doraemon untuk gagah-gagahan di depan teman-temannya karena Nobita sebenarnya bocah penakut.

Sering pula Nobita menggunakan cara-cara "licik" untuk menarik perhatian Sizuka (teman perempuan-nya). Jadi sekalipun penuh dengan cerita khayal namun tingkah polah para tokohnya adalah kelakuan kanak-kanak. Tanpa kesan menggurui Doraemon bisa menghibur anak-anak, bahkan dianimasikan dan diputar setiap Minggu oleh RCTI. Tanpa langsung menunjuk bahwa tidak mengerjakan PR itu tidak baik, sebetulnya komik itu mengajarkan agar anak-anak berdisiplin. Misalnya ketika alat dari Doraemon lagi tidak berfungsi Nobita kelabakan. Pesan bahwa usil pada teman tu tidak baik cukup ditampilkan oleh sosok Giant yang ditakuti teman-temannya tapi begitu ketakutan bila dimarahi ibunya. Ringkasnya kisah Doraemon berhasil menarik minat anak-anak, menghibur dengan pesan-pesan yang tidak menggurui. Tentang khayalan seekor kucing dari abad 22, ternyata anak-anak tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak wajar. Sebab mereka sekarang sudah cukup pandai dan tahu bahwa itu hanyalah komik. Dalam keseharian pun mereka juga punya fantasi yang hampir sama.

Tokoh dalam komik Jepang juga bukan selalu penegak hukum. Tersebutlah Kapten Kid yang bergelar Si Penguasa Laut. Dia seorang bajak laut yang selalu memburu harta karun. Namun petualangannya penuh dengan selingan persoalan yang manusiawi. Ia mudah jatuh cinta karena sejak kecil tidak merasakan kasih ibu. Kid juga takut ketika terjebak di rumah J Stuart sang penjaga lautan, sheriff Bay City yang sudah pensiun dan membuka toko bunga. Padahal anak gadis sheriff adalah sahabat Kid. Sekalipun bajak laut, Kid juga pecinta keadilan, karena keadilan memang tidak harus identik dengan orde ketertiban ciptaan sang penguasa penegak hukum. Sungguh wajar, karena orang di bawah kekuasaan yang bagaimana pun, orang senantiasa mendambakan keadilan. Kid adalah tokoh yang meski ciptaan Hiroshi Uno (pasti orang Jepang) namun berkeliaran di Karibia, kawasan yang juga pernah dikuasai Barbarosa si Janggut Merah Penguasa Tujuh Lautan. Latar cerita berada di abad yang tidak jelas meski dari perlengkapan pakaian para tokohnya dan kapal layarnya pastilah tidak lebih dari abad 16. Namun gambaran lainnya sering lebih cocok dengan abad kita. Ramuan campur-aduk yang sebetulnya rumit itu ternyata cukup digemari. Jadi khayalan yang terjalin bagus dengan kenyataan sehari-hari--- yaitu dambaan akan keadilan, keperkasaan melawan kesewenangan hukum, kelembutan dan juga keriangan manusiawi ---bisa menjadi hiburan yang menyenangkan.

Komik yang sebetulnya sarat nasehat dan penuh renungan namun digemari oleh tua dan muda adalah Chinmi. Jika tidak berbentuk komik, berbentuk roman misalnya, pastilah panjang, bertele-tele dan membuat kening berkerut. Namun karena disampaikan dengan menarik pemnbaca tidak merasa digurui agar bekerja keras, berkonsentrasi, melawan kebatilan, dan sebagainya.

Sering terdengar kekhawatiran tentang akan hilangnya budaya asli anak-anak karena terpengaruh oleh komik impor. Kekhawatiran semacam itu menurut pengajar dan pendidik J. Drost tidaklah beralasan karena kebudayaan anak bersifat internasional. Persoalan budaya asli baru muncul ketika anak menginjak dewasa. Tidak pada tempatnya bila menganggap orang dewasa juga akan mengalami persoalan seperti itu. Anggapan ini terlalu menganggap bodoh oranga lain. Jadi bisa disimpulkan bahwa pengaruh komik impor tidak perlu dicemaskan. Toh ajaran yang dikandung komik itu universal sifatnya: kalahnya kebatilan melawan kebenaran dan semangat untuk mepertahankan sampai kapan pun dan bagaimana pun dunia ini adanya.

Komik juga bagus sebagai media memahami sifat-sifat khas dan mungkin juga hasrat keinginan bangsa dari mana komik yang bersangkutan berasal. Meski mungkin anak-anak tidak akan mudah memahaminya, namun dengan bantuan orang yang lebih dewasa mereka akan mengerti pelan-pelan. Di samping memuat nilai-nilai yang universal, sadar atau tidak, pencipta komik menyelipkan warna lokal mereka.

Hasrat orang Amerika akan adanya superhero yang perkasa namun juga rendah hati diwakili dengan bagus oleh Clark Kent, seorang reporter Daily Planet yang pemalu. Tapi dalam keadaan mendesak ia akan mencari tempat tersembunyi dan mengubah diri menjadi Superman, jagoan Krypton tak terkalahkan. Setelah selesai beraksi ia kembali menjadi reporter naif. Sedangkan keinginan Amerika mempunyai satuan tangguh patriotik diwakili oleh GI Joe. Sifat baik hati dan dermawan golongan kaya (kapitalis?) ditunjukkan oleh Bruce Wayne yang bisa berubah menjadi Batman. Namun sang hero Batman dalam tugasnya tetap dibantu oleh seorang biasa, malah dari kalangan rendah, Alfred, pembantunya yang sangat pandai, bahkan terlalu pandai untuk seorang pelayan. Komik Amerika memang melukiskan dunia superhero baik hati pembela kebenaran. Namun hasrat dan kehendak manusia tidak harus selalu sesuai dengan kenyataan yang ada. Dan dalam komik, hal itu wajar saja, karena seperti sudah saya katakan sebelumnya, komik memang media hiburan.

Hasrat orang Perancis yang selalu ingin bebas --- bahkan cenderung melecehkan ketertiban --- bisa anda baca dengan jelas pada kisah petualangan Asterix (teks oleh Gosciny dan gambar oleh Uderzo). Cerita ini seolah mewakili ujaran Albert Camus: "Kebebasan tidak akan ada begitu saja, tapi harus direbut." Kisah Asterix menggambarkan sebuah desa mungil yang membanggakan perlawanan tak berkesudahan pada kekuasaan Imperium Romawi di bawah Julius Caesar, kira-kira 50 SM. Bayangkan, sebuah dusun melawan Imperium maha perkasa di zamannya. Di akhir kisah selalu digambarkan pesta pora minum-minum merayakan keberhasilan mempecundangi Romawi. Nah, siapa yang akan menyangkal kemasyhuran anggur Perancis? Asterix seolah mengartikulasikan kehendak orang Perancis (mungkin juga masyarakat Quebec di Kanada) untuk mempertahankan kebudayaan mereka di tengah himpitan budaya berbahasa Inggris. Dalam cerita bergambar ini juga bisa ditangkap kerinduan orang Perancis pada sejarah masa lalu mereka yang unggul. Dalam kisah Asterix dan Cleopatra ada sebuah adegan Asterix sedang berpamitan pada ratu luar biasa cantik setelah berhasil membangun istana demi memenuhi ambisi sang ratu untuk tampil lebih hebat dari bangsa Romawi yang menaklukkan Mesir, "Bila suatu hari nanti Yang Mulia ingin membangun terusan antara Laut Merah dan Laut Tengah, misalnya, panggillah salah seorang dari kami."

Pembangunan Terusan Suez adalah Ferdinand de Lesseps, berkebangsaan Perancis. Adegan ini menunjukkan perpaduan antara sejarah dan fantasi dengan bagus. Orang dewasa yang mengerti maksudnya pasti tersenyum.

Eropa adalah gudang para filsuf dan merupakan benua yang punya peradaban sangat panjang. Dalam kisah Asterix sering bisa dilihat betapa ujaran para filsuf dimain-mainkan. Misalnya, dalam kisah Asterix Menjadi Prajurit Romawi dilukiskan bahwa untuk masuk markas Scipion (musuh Julius Caesar di Afrlia) harus mengucap kata sandi "je suis pense, donc je suis." Kalimat ini berasal dari Descartes yang terkenal, "saya berpikir maka saya ada". Lucunya Obelix yang orang Perancis malah lupa kata itu. Juga pasukan Romawi yang (digambarkan) tolol, sering mengucap kata "gnoti seauton". Mungkin hal-hal seperti itu bisa ditafsirkan sebagai kejemuan orang Perancis pada peradabannya yang tua. Sering kali orang yang mengutip kata-kata Latin justru dilukiskan sebagai pihak yang kalah terus. Justru warga Galia yang urakan, pembangkang, gemar berkelahi, suka hura-hura, mudah marah namun suka bersahabat itulah pemenangnya. Seakan dongeng Asterix itu ingin mengatakan "Ikutilah nalurimu!" (Alangkah posmonya!). Tulisan ini tak akan cukup untuk menunjukkan betapa sangat banyaknya hal-hal penting yang terselip dalam dongeng konyol-jenaka yan sangat digemari anak-anak tersebut.

Keinginan orang Jepang untuk mengunggulkan filosofi Timur terekam jelas pada komik-komik yang bertebaran dengan aneka renungan. Sampai-sampai Fishing Fun, komik yang bercerita tentang bocah yang jago mancing mengandung petuah filosofis tentang kesabaran manusia mengalahkan hasrat dirinya. Dalam Chinmi si jago kungfu digambarkan dengan bagus bagaimana seorang bocah yang tekun berlatih dan bersemangat baja berguru mencari kesempurnaan ilmu. Dalam petualangannya Chinmi sering bertarung, sering kali jurus andalan ditemukan justru ketika sedang bertarung. Betapa gigihnya orang Jepang! Bahkan Chinmi yang mungil dengan kungfu peremuk tulang mampu mengalahkan petinju barat yang bertubuh raksasa. Dari sini tergambar jelas keinginan Jepang untuk menghajar Barat yang jauh lebih besar. Ada lagi satu mimpi komikus Jepang yang menggelikan: mereka selalu menggambarkan tokohnya bermata lebar, sangat lebar!

Nah, jika anak-anak bisa menyerap hal-hal tersebut, paling tidak wawasan mereka bertambah luas. Bagus atau buruknya adalah konsekuensi dari kenyataan bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna, lalu mengapa kita merasa sok paling sempurna? Mungkin juga bisa diharapkan pengertian bahwa masing-masing bangsa punya karakter dan tabiat yang berbeda-beda, tapi bagaimana pun toh kita tetap sama-sama manusia. Jika harapan itu terlalu tinggi, cukuplah anak-anak merasa merasa terhibur, tertawa tanpa dibebani nasehat verbal seperti suguhan komik lokal sebagai akibat kebijakan bahwa segala gerak bangsa ini harus sejalan, selaras, serasi dan seimbang dalam mencari bla-bla-bla-bla. Anak-anak sudah muak dengan kewajiban di sekolah yang menamakan ini dan itu. Jangan lagi dunia fantasi mereka yang disalurkan dengan membaca komik masih juga dijajah dengan rentetan petuah.

Pada masa lalu komik lokal masih bisa memainkan fungsinya sebagai legitimator nilai-nilai luhur nenek moyang yang memberikan wawasan kesejarahan. Tapi rupanya masyarakat sekarang tidak lagi memerlukannya. Bila komik terjemahan ternyata bisa memenuhi kebutuhan anak-anak kita, lalu apa masalahnya? Bila meresapnya nilai-nilai universal maupun lokal pada diri anak-anak bisa membangkitkan kreativitas anak, rasanya kecurigaan kita pada komik luar negeri terlalu berlebihan. Bukankah itu lebih bagus dari pada anak-anak tidak merasa nyaman dengan khutbah bergambar, atau pelajaran sejarah bergambar yang coba ditawarkan komik lokal?

Kita memang perlu menggairahkan kembali kehidupan komik lokal. Jika memang harus meniru, apa salahnya? Bukankah untuk belajar kita tidak diharamkan mengambil sesuatu dari luar? Ungkapan "galilah dari bangsa kita sendiri" benar sejauh kita memang punya sejarah komik yang panjang. Ada yang mengatakan bahwa kita punya juga sejarah perkomikan kuno, misalnya relief Ramayana pada candi Prambanan, atau wayang beber. Bagi saya pribadi, anggapan ini menggelikan. Lebih baik kita terbuka untuk mengakui kekurangan kemudian belajar pada yang lebih mampu.

Meniru yang bagus berarti tampil lebih bagus lagi. Sebab ukurannya sudah pasti, yaitu apa yang sudah ada terlebih dahulu. Meniru tidaklah harus menjiplak bulat-bulat. Bisa juga kita menggali tema yang ada di sini. Ini sudah dilakukan oleh Dwi Koendoro dalam membuat komik Panji Koming yang punya kemiripan dengan Asterix. Di sini pasangan Asterix dan Obelix mirip dengan Pailul dan Koming dalam karakternya. Asterix dan Koming sama-sama orang berperawakan kecil namun cerdas. Obelix dan Pailul sama-sama orang gendut dan pandir. Tokoh penguasanya sama-sama ditandu, hanya saja dalam Asterix tandunya adalah perisai. Dan komik Dwi Koen ini ternyata cukup disukai. Kalaupun dicari-cari, ada juga kelemahannya, tapi rasanya itu bukan salah Dwi Koendoro. Sebab memang sulit mengemukakan banyolan bebas di negeri ini. Kekurangan yang lain, komik itu memang bukan untuk anak-anak. Orang dewasa pun tidak jarang harus berpikir untuk mengerti maksud ceritanya.

Ada juga karya yang ditampilkan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), tentu saja bukan komik, tapi film kartun "khas Indonesia". Semua pihak tampaknya menyambut gembira kehadiran Satria Indonesia. Kartun ini berusaha menampilkan jagoan negeri: berpeci, dan bila berubah menjadi semacam Superman ia mengenakan kain merah putih dan di dadanya ada bintang Gatotkaca. Memang hanya waktu yang bisa membuktikan apakah ia akan bisa menghajar Ksatria Baja Hitam, karena usia Satria Indonesia masih baru. Nah, meniru karya asing yang sebenarnya sangat dibenci oleh pelestari budaya kita, toh dilakukan juga. Biarpun pakai atribut khas Jawa, siapa pun tahu bahwa ia mirip Superman. Juga kelahiran musuh sang satria yang dekat-dekat dengan laboratorium, apalagi ditambah dengan terbakarnya laboratorium cukup mengingatkan pada Lex Luthor.

Sebagus apapun, materi atau isi komik akan terseok-seok bila tidak diimbangi dengan penampilan yang menawan. Daya tarik komik memang gabungan antara teks yang menarik dan gambar yang bagus. Meskipun tampil dalam hitam putih, komik Jepang tetap bagus visualisasinya karena kuat dalam ekspresi tokohnya. Raut muka yang menggambarkan rasa sakit, lelah, cemas terasa kental. Lebih dari itu deretan ilustrasi komik laga seperti Chinmi dan Kenji ternyata mengikuti kaidah sinematografi: wajah dilukis close-up, lanskap dilihat dari atas; juga penampilan kotak gambar yang sering tidak urut. Kadang ada juga gambar yang tidak diberi kotak pembatas. Rasanya seorang sutradara tidak akan menemui banyak kesulitan bila memindahkan komik tersebut ke dalam film, karena sekuen yang ada sudah mirip dengan film.

Atau kalaupun tidak demikian, komikus Jepang mengandalkan gambar yang sangat sederhana namun sangat mudah dimengerti. Karena ekspresinya yang kuat maka kesederhanaan komik Kobo Chan bisa tertolong. Jelas sekali tergambar keluguan seorang bocah yang sering sulit dimengerti orang dewasa. Kesederhanaan mungkin letak keunggulan Kobo Chan. Namun mencapai kesederhanaan memang tidak gampang.
Sedangkan komik yang aslinya berbahasa Perancis cenderung mengandalkan detil dan kekayaan warna-warni. Ilustrasi dalam Asterix yang dikerjakan Uderzo adalah contoh yang jelas. Sangat bagus bagaimana Uderzo menggambarkan indahnya kehijauan alam Korsika (dalam kisah Asterix di Korsika), juga kemalasan orang-orang Korsika yang diperkuat dengan detil yang menggambarkan betapa pemalasnya anjing-anjing Korsika. Dalam pertempuran antara Galia dan Romawi, di sudut gambar ada sekeluarga burung hantu yang pindah rumah: sang kepala keluarga burung bersungut-sungut sambil memanggul buntalan. Rincian lucu yang penuh semangat bercanda! Dalam kisah Mawar dan Pedang Bermata Dua, ketika Assourancetorix menyanyi, seekor burung yang ketakutan kabur sampai menerjang garis pembatas, sehingga burung camar di kotak sebelah yang berpemandangan laut pun kebingungan. Tidak lumrah, tapi mengundang tawa bila kita cukup cermat memperhatikan detailnya. Itu mendatangkan rasa lucu tersendiri! Kehebatan lain pada komik Perancis adalah separasi warnanya yang memukau. Dalam komik Komando yang berlatar belakang Perang Dunia Kedua, penggambaran juga sangat rinci. Jules, sang ilustrator, melukiskan pernik-pernik seragam polisi militer dengan cermat. Tanda-tanda yang tak terbaca jika tidak dicermati pun ditulis dalam bahasa aslinya.

Tentang ekspresi, lihatlah komik kanak-kanak Smurf misalnya: Anda akan temukan kesungguhan dalam penggarapan rupa. Dalam soal ini, tak bisa kita lewatkan kesungguhan para animator film kartun Walt Disney. Relevan saja membicarakan film animasi di sini, karena film tersebut diangkat dari cerita bergambar yang sudah banyak dikenal sebelumnya. Hanya untuk membuat ilustrasi karpet terbang Aladin, si ilustrator sampai-sampai harus pergi ke Persia untuk sekedar melihat karpet yang sesungguhnya. Untuk melukiskan Belle dalam Beauty and The Beast si penggambar harus ikut kursus menari Walz. Ia pun harus mengenakan jubah seperti yang dipakai Beast ketika harus melukis Beast. Untuk mendapatkan penampilan prima dari seekor singa dalam The Lion King ilustratornya bersedia bersusah-susah mengamati gerak-gerik seekor singa. Kurang jelas apakah ada hubungan yang logis antara tindakan-tindakan tersebut dengan hasil yang diperoleh. Tapi jelaslah, untuk mencapai yang terbaik diperlukan keseriusan yang tidak main-main.

Jadi antara kematangan konsep yang menyangkut isi serta runtutan kisah yang logis yang dipadukan dengan kerja artistik yang seriuslah yang akan mengjasilkan komik indah. Menikmati komik bukan hanya membaca teks, tapi juga menyimak deretan gambar. Kedua hal itu saling mendukung, saling melengkapi. Sebagai misal, komik Jepang boleh saja kering dalam ilustrasi, tidak serinci dan sindah komik Perancis, namun komik Jepang ditopang oleh keterangan tertulis yang enak dibaca dan kaidah sinematografi yang tepat.


Pemasaran Komik

Peredaran komik tidak hanya bersandar pada mutu komik tersebut saja. Sekarang larisnya komik juga ditopang oleh jalinan produksinya. Komik-komik Walt Disney kian naik daun setelah diangkatnya berbagai cerita bergambarnya dalam film kartun layar lebar. Popularitas Aladin, The Little Mermaid, dan The Lion King semakin menggila karena film mereka. Ditambah lagi dengan buku-bergambar-untuk-diwarnai bagi anak dengan tema yang sama, serta jam, tas dan alat sekolah yang berlogokan tokoh-tokoh Disney. Juga boneka-boneka kecil tokoh-tokoh tadi, dan opera semisal World on Ice.
Tak kalah semarak adalah promosi komik-komik Jepang. Banyak terdapat di pasaran kaos bergambar Ksatria Baja Hitam, begitu pun tas dan alat-alat sekolah. Promosi yang gencar seperti itu tak bisa diingkari akan mengekalkan citra dalam benak anak-anak. Sehingga kecintaan mereka terhadap para tokoh komik itu makin tebal saja. Tentu saja hal ini berkaitan dengan sistem pemasaran canggih bermodal raksasa.


Bangkitnya Komik Indonesia

Seperti sudah saya sebut, kehadiran komik asing tak perlu diributkan. Tapi komik lokal tetap perlu dikembangkan lagi. Dengan semaraknya komik Indonesia siapa tahu bisa terungkap lebih dalam sebetulnya apa yang menjadi persoalan dalam keinginan orang Indonesia, bagaimana karakter orang Indonesia. Tentu saja banyak buku teks yang mengulas hal demikian. Tapi bila itu bisa dijabarkan melalui media komik, betapa hebatnya!
Komik Indonesia bisa menjadi media informasi yang menghibur sekaligus media hiburan yang informatif. Seperti halnya komik impor, seuniversal apapun nilai yang dibawa, ia tetap mengandung muatan lokal. Kita tak perlu bermimpi memperkenalkan muatan lokal itu pada pembaca asing. Menjabarkannya bagi pembaca bangsa sendiri saja sudah bagus.

Tidaklah adil bila kita mengatakan tidak ada komik Indonesia yang bagus. Komik buatan Dwi Koen yang dimuat di majalah Humor, Sawung Kampret, sebenarnya cukup bagus. Hanya sayang Sawung Kampret tidak tampil penuh warna, sebab dengan penuhnya ruang gambar warna hitam putih membuat komik jadi terkesan suram. Lain halnya kalau Dwi Koen menyisakan banyak bagian yang kosong seperti pada komik-komik Jepang. Ruang kosong itu bisa dibiarkan atau pun diramaikan oleh garis-garis lurus atau lengkung.
Sesungguhnya Sawung Kampret yang mengisahkan jalinan persahabatan antara pribumi dan orang Belanda yang penjajah waktu itu, mengandung gagasan yang sungguh cerdas. Hanya masih ada yang mengganjal, yaitu kekuatan naratif yang kurang terkendali. Juga ide ceritanya kurang jenial. Tapi kemampuan menggagas dan menuangkan cerita sebaiknya dipisahkan dari kemampuan menggambar. Dua kemampuan itu bisa saja ditangani oleh satu orang dan tetap bagus. Ini ditempuh oleh komikus Jepang. Tapi ya itu tadi, gambar yang dihasilkan terasa kering dan kurang indah. Rata-rata komik Perancis dikerjakan oleh pencerita dan ilustrator yang berbeda. Sebagai contoh : Asterix dikerjakan oleh Gosciny pada teks dan Uderzo bertindak selaku ilustrator. Dalam Komando Lebovic mengurusi narasi dan Jules menuangkannya dalam gambar. Pada Lucky Luke: Morris yang menggambar dan Gosciny yang bercerita. Untuk komik yang “kurang berat“ biasanya memang cukup dikerjakan oleh satu orang, misalnya Smurf oleh Peyo sendiri. Tapi komik yang begini kurang mendapat tempat jika si anak sudah beranjak dewasa. Menggagas dan merangkai cerita bukanlah hal mudah bila ingin mencapai hasil maksimal. Diperlukan studi yang mendalam untuk menghasilkan kelincahan memainkan fantasi dan realita, agar tidak kedodoran dan tampak dungu. Entah berapa buku yang harus dibaca Gosciny untuk mengerjakan komik mbambung semacam Lucky Luke yang mempermainkan dengan enaknya sejarah Amerika. Juga bukan pekerjaan gampang untuk membuat Asterix menjadi bahan bacaan berdimensi ganda, dalam arti tiap jenjang usia bisa tertawa oleh pelbagai sebab. Seorang bocah yang membaca Asterix mungkin akan tertawa melihat gaya Obelix mempermak tentara Romawi, tapi ia pasti tidak mengerti di mana lucunya ketika Obelix berkata “singularis porcus” ketika menyebut babi hutan kegemarannya. Atau ketika Asterix dan Obelix bermalam di kandang kambing, mereka berdua bertanya pada teman seperjalanan mereka, “Apa nama tempat ini?” Dan si teman menjawab, “Bethlehem.”

Komik memang bukanlah khusus untuk anak-anak. Namun seandainya Sawung Kampret dibukukan begitu saja, artinya dalam bentuk yang hadir di majalah Humor, tentu anak tidak menyukai keburaman yang ada dalam komik itu. Juga alur cerita yang kurang lancar membuat anak harus mengerutkan kening dan kemudian memilih komik yang lain.
Yang juga penting adalah perhatian terhadap daya fantasi kanak-kanak. Sekalipun kemasannya serius, seperti Si Janggut Merah, namun substansinya menawarkan fantasi bajak laut budiman yang malang melintang mempermalukan armada Spanyol atau Inggris. Bertualang mengarung tujuh lautan sungguh merupakan impian tentang kejantanan, yang diselingi dengan kebaikan budi. Fantasi kanak-kanak tampaknya lekang dengan bertambahnya usia. Di tempat persewaan buku atau toko buku, bisa anda lihat lihat seorang dewasa membaca komik. Ketika Batman difilmkan, ternyata bekas anak-anak yang dulu menggemari Batman masih bersemangat menonton filmnya. Bayangkan apa jadinya bila kisah Terjadinya Kota Banyuwangi yang difilmkan! Bisa kita tebak hasilnya.
Orang dewasa pun tetap punya fantasi kanak-kanak, disadari atau tidak. Atau paling tidak ada rasa rindu pada sesuatu yang riang, keriangan seorang anak. Itulah sebabnya seorang dewasa tetap membaca Donal Bebek. Tapi cobalah sodorkan komik Gareng, Petruk dan Bagong yang berusah tampil dalam kemasan guyon pada anak-anak. Pasti mereka sulit tertawa melihat gerutuan orang dewasa yang sama sekali tidak lucu itu.

Akhirnya harus diakui bahwa jalan panjang masih menunggu maraknya kembali komik Indonesia. Bisa saja komik pribumi sebagus komik asing, bahkan menyaingi atau pun melawannya, tapi untuk apa? Bagaimana pun kemenangan David melawan Goliath hanya adadalam kitab orang-orang terdahulu. Bisa memang kita menyaingi karya impor yang bersejarah panjang itu asal kita punya ramuan berkhasiat Panoramix.[]


Selintas Sejarah dalam Komik: Belajar dari Asterix
Setelah melalui pertempuran sengit, para prajurit Romawi berhasil pemberontakan bangsa Galia yang dipimpin oleh Vercigentorix yang perkasa. Julius Cesar duduk di kursi di tengah lapangan menerima penyerahan pedang Vercigentorix sebagai simbol takluknya suka Galia. Ternyata tidak hanya sebilah pedang, namun aneka senjata menimpa kaki Caesar sehingga ia menjerit kesakitan. Tentu kejadian yang sebenarnya tidaklah persis seperti itu. Kejadian itu hanya ada dalam salah satu kisah Petualangan Asterix yang berjudul Asterix Prajurit Galia. Komik atau cerita bergambar ini memang mengambil latar belakang dikuasainya Galia oleh Romawi. Hampir dalam semua buku cerita Asterix selalu didahului oleh untaian kata yang berbunyi, “Kita kembali ke trahun 50 SM,” Zaman itu seluruh Galia dijajah oleh Kekaisaran Romawi. Seluruhnya? Tidak! Ada suatu pemukiman Galia yang selalu terus menerus melawan. Garnisun-garnisun dari Legiun Romawi yang bermarkas di Babaorum, Aquarium, Laudanum dan Petitbonum menderita karenanya. Sekali lagi itu adalah awal dari sebuah komik. Dari segi makna, komik yang berasal.dan bahasa Perancis comique atau comic dalam bahasa Inggris berarti lucu. Sehingga berlebihanlah bila menuntut validitas sejarahnya secara ilmiah. Tapi mari kita lihat dulu apa kata sejarah yang sebenarnya: Setelah melalui pertempuran merebut pusat kekuatan militer serta hutan belantara, (hagi Julius) Galia nampaknya sudah tak berbahaya dan ia tanpa khawatir meninggalkan daerah tersebut. Anggapan yang salah besar! Pemberontakan bergolak hebat dan didukung oleh para dukun serta pemuka seluruh kota besar y·arig dipimpin oleh pemimpin muda Arverna, Vercingetorix, yang menggalang persatuan dengan susah payah. Ringkas cerita, menurut sejarawan Pierre Leveque, Julius Cesar segera menyeberangi Cevennes yang berselimut salju dan memperoleh ketenangan, namun di Gergovia ia menderita kegagalan yang selalu dikenang.

Dari sini bisa disimpulkan bahwa sejarah bisa pula diangkat ke dalam komik yang berkecenderungan tidak serius dan penuh banyolan. Lucu bukan hanya dari bentuk karikatural fisik tokoh-tokohnya, namun juga dialog serta jalan ceritanya yang terkesan mempermainkan sejarah. di sinilah letak keberhasilan komik Asterix. .
Bukankah cerita komik bisa diambil dari apa saja? Artinya tidak harus dari kisah sejarah, kisah yang henar-benar terjadi. Memang. benar. Namun sebagai bacaan yang digemari anak-anak maupun orang dewasa, selain mengemban fungsi menghibur, komik sebenamya juga bisa mendidik. Melalui gambar komik, isi pendidikan tentu saja akan lebih.mudah diterima. Selama ini memang sudah.ada visualisasi pengetahuan sejarah, termasuk yang buatan Indonesia, dalam berbagai ragam. Ada yang serius mengikuti pakem. seperti. Penyerbuan Normandia, .Sir Winston Churcil, De Gaulle (dari luar negeri), dan Pangeran Diponegoro, Untung Surapati (dari negeri kita). Ada pula yang mengisahkan epos Mahabarata, Ramayana atau legenda rakyat semacam Asal Mula Kota Banyuwangi. Sayang sekali, yang bikinan daIam negeri terasa.kering, terlalu sarat pesan verbal.

Ada. pula yang terkesan memplesetkan sejarah; misalnya Lucky. luke yang. malang melintang dalam rentang sejarah Fat West. Asterix, seperti yang telah disebut di depan, termasuk dalam kategori ini. Kisah yang berlatar kejayaan Julius Caesar itu walau terkesan main-main, jika dicermati ternyata punya rujukan yang absah.
Asterix xdalah komik yang mampu menimbulkan berbagai persepsi kelucuan bagi tiap segmen usia pembacanya. Anak-anak boleh jadi hanya tertawa melihat kelucuan tokoh-tokohnya dalam menghajar serdadu Romawi. Orang dewasa, setelah merenungkan, mungkin tertawa karena kecerdasan Gosciny dalam menuangkan ide-idenya yang nakal. Anak-anak menjelang dewasa yang penasaran dengan. suatu kisah yang berkaitan dengan sejarah bisa saja bertanya pada orang tuanya atau mencarl sendiri rujukanya dalam buku sejarah yang tentu saja, serius. Nah, bukankah yang begini ini merupakan satu bentuk pendidikan yang bagus. Baik itu pendidikan sejarah atau humanisme, sebab dalam cerita Astenx banyak terselip harapan untuk selalu hidup merdeka. Harapan yang dimiliki oleh bangsa mana pun di dunia.

Dalam kisah Asterix di Amerika dikatakan bahwa orang Galia adalah orang yang pemarah, tidak kenal takut kecuali pada langit yang akan runtuh, suka pesta pora, suka berkelahi tapi juga suka berteman. Orang tua yang bijak tentu bisa menjelaskan pada putra putrinya apakah orang Perancis benar berwatak demikian atau tidak. Apakah hanya tentang Perancis? Tidak! Sebab Asterix juga. ngelayap ke mana-mana hingga Mesopotamia, bahkan lndia.

Ketika membaca kisah Asterix dt Swiss,. banvak. sekali keterangan yang bisa ditambahkan. Di Swiss digambarkan orang taat sekali pada waktu, jelas ini mau menceritakan Swiss sebagai pusat industri arloji bermutu di dunia. Di situ digambarkan di Geneva tengah berlangsung Pertemuan kepala suku sedunia,yang membahas pelaksanaan Pax Romana, dan kini Jenewa merupakan tempat yang sering digunakan untuk menyelenggarakan KTT sedunia. Ketika diminta oleh tentara Romawi untuk; membuka brankas, Zurix sang pemilik bank tak mau melakukannya demi kredibititas banknya. Swiss merupakan tempat menyimpan uang paling digemari di dunia. Ketika menghadang prajurit Romawi, seorangveteran Swiss membalut luka orang Romawi setelah ia pukul. Ketika si Romawi heran si Swiss menjelaskan bahwa ia harus menolong korban perang dari pihak manapun, sekalipun si Romawi sudah ia hajar terlebih dahulu. Sejarah mengenal Henri Dunant, orang Swiss itu.sebagai pendiri palang merah.

Dalam.kisah Perisai Atverna, orang Galia akan marah bila ada yang menyebut kata Alesia. Sejarah mencatat, kiia-kira 60 SM pasukan Galia (sekarang Perancis) diporak-porandakan oleh legiun Julius Gaesar. Berharap ada. kapat yang melihat, Asterix berdiri di atas tumpukan batu sambil memegang obor dan lipatan kulit bison. Dalam Asterix Menyeberang Samudera di Amerika kita diingatkan pada patung Liberty, yakni hadiah rakyat Perancis untuk bangsa Amerika. Sekalipun demikian komik ini tidak mengklaim bahwa Astetixlah (yang berkebangsaan. Peiancis) yang, menemukan benua ini. Panoramix si dukun bijak tetap bingung ketika Asterix menjelaskan bahwa di seberang lautan ada daratan luas yang ada kalkunnya. Tahun 1475, Christophorus Colombus menemukan benua Amerika.

Dalam komik Asterix juga tampak kecongkakan.orang Perancis. Kecongkakan yang tak mau tunduk pada kekuasaan Romawi. Dan sampai hari ini terlihat jelas bahwa kebudayaan Perancis memang congkak. Artinya ia tetap gigih untuk merajai dunia sekalipun bahasa Inggrislah yang mendunia, dalam kenyataannya. Sekalipun wilayahnya sebaguan besar diduduki penjajah, sejarah mencatat setidaknya orang Perancis tetap melakukan perlawanan. Vercingetorix nekat melawan imperium Romawi menjelang abad masehi. Ketika Jerman menyapu seluruh Perncis dan mengambil alih jalannya pemerintahan kegigihan para pejuang bawah tanah tetap dikenang sampai sekarang. Sementara De Gaulla membentuk pemerintah tandingan di luar negeri.Bukan itu saja. Komik ini pun dengan lapang dada mengakui bahwa orang Galia bukan satu-satunya pemberani. Jelas dikatakan bahwa oraang-orang Viking adalah bangaa yang tidak kenal rasa takut sampai-sampai mereka harus menyerbu Galia untuk belajar takut (bacalah Asterx dan Orang-orang Normandia) Orang-orang Spanyol dan Inggris juga punya sekelompok pemberani. Batasan pemberaninya adalah bila membangkang pada Romawi. Bukankah. bangsa kita juga ada yang membangkang pada penjajahan Belanda? Semangat perlawanan dalam komik itu relevan dan bisa diterima di manapun, kecuali di negara asal penjajah.

Bisa sangat panjang kalau semua contoh dikemukakan. Singkatnya bila digarap dengan bagus, sejarah ternyata bisa jadi penyedap yang hebat. Mendidik sekaligus menghibur serta merangsang rasa ingin tahu. Tentu bagi anak yang tidak idiot.
Saya yakin komik bisa digunakan sebagai media pesan yang efektif. Sekalipun selalu ada biasnya. Ditunjang dengan gambar, apa yang akan disampaikan bisa jadi lebih jelas diterima. Bahasa gambar lebih mudah dimengerti dibanding bahasa tulis atau lisan. Bila ketiga bahasa tersebut digabung, bisa dibayangkan keampuhannya. Asalkan jangan sampai pesannya terlalu sok pintar. Ini tentu membuat orang berpaling. Lagak tolol yang ditawarkan komik kiranya biasanya menjadi pilihan menarik. Nilai sejarah dan kemanusiaan bisa disisipkan dalam komik tanpa mengganggu kelucuan.
Sejarah seperti yang selama ini kita kenal sebenarnya menyediakan banyak celah untuk digarap oleh komik. Karena sejarah masa kini cenderung menyorot para. figur sentralnya. Itu pun kebanyakan hanya pada peristiwa yang dianggap besar. Mana ada prasasti yang mengungkapkan penemuan Julius Caesar dengan seorang bocah dalam perjalanannya dari daerah taklukan kembali ke Roma? Banyak sekali detil kehidupan anak manusia yang. tak tercatat dalam sejarah. Ini. Dengan baik digarap, misalnya dalam Y B Mangunwijaya dalam sejumlah novelnya. Dalam khazanah komak kita apa yang.telah dilakukan Dwi Koen dengan Sawung. Kampret perlu.dikembangkan lebih jauh..Bila alur cerita dan kekuatan karakternya serta konsistensi pada latar waktunya diperbaiki boleh jadi komik yang muncul teraturt di majalah Humor itu akan mendekati kelucuan-cerdas Asterix.

Sumber : http://komikazemedia.tripod.com

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Langkah Pertama :

Untuk membuat manga dibutuhkan usaha dan rencana, karena membuat manga bukan menulis seperti biasanya akan tetapi gambarlah yang bercerita kepada pembaca sehingga ceritanya lebih mudah dipahami.

Sebelum memulai menggambar perlu dipersiapkan beberapa perlengkapan diantaranya adalah:

1. Kertas
2. Penggaris
3. Pensil dengan berbagai macam variasi/merk ( 2B, HB)
4. Hapusan

Metode pewarnaan (Menggunakan Adobephotoshop, menggunakan pensil warna atau tanpa warna). Yang paling penting adalah gunakan imajinasi kamu untuk merencanakan objek yang akan kamu gambar.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar




Pertama-tama kita mulai dengan sebuah lingkaran dengan menetukan garis letak mata dan juga sebuah garis vertikal yang kali ini berfungsi menentukan batas rahang.

Apa yang kita lakukan selanjutnya adalah membentuk dagu dan rahang berdasarkan garis-garis yang telah kita tentukan pada langkah sebelumnya.

Dengan menggambar bentuk pembantu macam diatas, kita dapat menggunakannya untuk menentukan posisi dan bentuk hidung, bibir dan dagu.

Dengan bantuan sketsa yang telah kita buat ini, membentuk dan menambahkan berbagai obyek wajah sekarang tidaklah menjadi masalah yang terlalu sulit, kan? Pikirkan saja dengan imajinasi anda dan bayangkan dengan baik.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Wajah Tua

Ukuran kepala tokoh-tokoh tua sama besarnya dengan kepala tokoh-tokoh dewasa.
Bedanya adalah terdapat keriput-keriput pada wajah yang terletak pada dahi, bawah mata, sisi hidung dan mulut. Tulang pipi juga terlihat lebih menonjol.
Bagi tokoh tua yang gemuk, wajahnya terlihat lebih gembur-biasanya pada pipi.
Mata digambar secara menurun dan hampir tertutup oleh kelopak mata-menunjukan kesan letih karena usia (dan bisa juga kebijaksanaan yang mereka miliki).


Wajah Dewasa

Biasanya rahang tokoh laki-laki terlihat lebih jelas.
Ukuran mata mengecil, menyebabkan kesan seakan-akan hidung lebih panjang (berlaku bagi laki-laki dan perempuan, walau mata tokoh perempuan tetap digambar lebih besar dari pada mata tokoh laki-laki.
Biasanya, mata dibuat berkesan datar. Juga kelopak mata lebih banyak menutupi mata (hampir 1/3-nya). Hal ini dimaksudkan untuk menunjukan banyaknya pengalaman yang telah dimiliki oleh tokoh-tokoh tersebut.




Wajah Remaja

Pada saat ini, perbedaan antara wajah laki-laki dan perempuan mulai terlihat (rahang yang lebih kuat untuk tokoh laki-laki, bulu mata yang lebih banyak dan lentik bagi tokoh perempuan.
Ukuran mata mulai mengecil dibandingkan sewaktu masih kanak-kanak.
Hidung terlihat lebih tegas (dengan jembatan mata dan tulang hidung digambar).
Biasanya, mata dibuat “galak” (biasanya cowok) atau “penuh harapan” (biasanya cewek) untuk menyatakan rasa percaya diri sang tokoh.



Wajah Kanak-kanak

Biasanya mata kanak-kanak digambar bulat bulat besar (hampir setengah wajah) dengan memakai bulu mata atas cukup tebal.
Bagi anak perempuan,bulu mata atas digambar lebih tebal dengan memakai sebuah lentikan bulu mata.
Hidung kanak-kanak biasanya bisa digambar tanpa memakai jembatan mata atau bahkan hanya kembang hidung saja.
Pipi mereka masih terlihat tembam.



Wajah Bayi

Pipi bayi digambar dengan amat tembam.
Terkadang hidung mereka tidak perlu digambar sama sekali.
Untuk kesan lucu, mata mereka biasanya digambar bulat besar.
Mata bayi digambar memakai bulu mata atas yang cukup tebal ( untuk bayi perempuan ditambahkan sebuah lentikan bulu mata.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar



Ciri khas wajah manga+anime :

Sebagian besar karakter dalam manga digambar dengan mata yang besar dan bulat digambar sedemikian rupa untuk menunjukan perasaan / emosi pada karakter dengan jelas dan meyakinkan.
Hidung karakter-karakter dalm manga dan anime biasanya dibuat mancung, tajam dan mungil dengan bentuk yang sederhana. Hidung yang digambar mancung dan tajam menunjukan ketegasan sifat para karakter.
Tokoh-tokoh manga dan anime juga biasanya digambar dengan ukuran mulut yang relatif kecil dan mungil. Mulut dengan ukuran seperti ini membuat para tokoh tampak manis dan menyenangkan.
Semua tokoh dalam manga dan anime dibuat dengan ciri-ciri tersebut dengan tujuan
Agar enak dan menyenangkan untuk dilihat.

Ciri khas gaya gambar manga dan anime lainnya adealah : serumit apapun kelihatannya sebuah gambar wajah, objek-objek wajah sebenarnya dibuat dengan bentuk-bentuk yang amat sederhana.

Mata sebenarnya terdiri dari dua buah garis dengan sebuah lingkaran di tengahnya.
Hidung benar-benar menyerupai angka 2, yang kadang-kadang ditambahkan sebuah garis kecil yang berfungsi untuk menyatakan lubang hidung.
Mulut hanyalah merupakan sebuah garis. Bahkan bila sedang terbuka (tertawa, berteriak) bentk-bentuk mulut cukup sederhana.
Bentuk wajah yang relatif bersih dan tonjolan-tonjolan otot atau tulang tengkorak, dengan bentuk pipi yang cukup gemuk.

Dengan sedikit menambahkan berbagai jenis garis disana-sini dan sedikit mengubah bentuk obyek-obyek tersebut, para artis manga dan anime berhasil mengubah kesederhanaan tersebut menjadi sebuah bentuk yang “mempunyai arti” dan “terlihat hidup”.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Translate

About me

About Me


Hello World. This blog is only for entertainment and my hobby only. enjoy it!

Follow Us

Total Tayangan Halaman

Postingan Populer

  • Perbedaan Tubuh Cowo Dan Cewe Tampak Depan
    Leher Cowok berukuran lebih lebar dan besar dari pada leher cewek, dan bentuknya juga lebih kaku. Pundak Cowok terlihat menonjol oleh otot. ...
  • Perbedaan Tubuh Cowo Dan Cewe Tampak Samping
    Cowok : Punggung atas cowok lebih bulat dan menggembung oleh otot. Terdapat tekukan yang menyolok pada batas antara pungung atas dengan daer...
  • Perbedaan Muka/Wajah Manga Cowok Dengan Cewek Bag-1
    Muka Cowok : Secara garis besar, wajah seorang laki-laki umumnya digambar dengan menggunakan garis-garis yang kaku atau “patah-patah”. Hal i...

recent posts

Blog Archive

  • ►  2018 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2011 (10)
    • ►  Agustus (10)
  • ►  2010 (33)
    • ►  November (33)
  • ▼  2009 (118)
    • ►  November (7)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (9)
    • ►  Juli (11)
    • ►  Juni (11)
    • ►  Mei (22)
    • ▼  April (20)
      • Komic Doraemon
      • Mangaka Lainnya DiJepang
      • Mangaka Yang Terkenal Saat Ini DiIndonesia
      • Mewarnai gambar komik dengan photoshop
      • TEKNIK MEMBUAT KOMIK YANG BAIK DAN KUALITASNYA TINGGI
      • Bikin komik dengan aplikasi web 2.0 di pixton.com
      • Perbedaan Muka/Wajah Manga Cowok Dengan Cewek Bag-2
      • Perbedaan Muka/Wajah Manga Cowok Dengan Cewek Bag-1
      • Tampak Depan ¾ Bawah.
      • Tampak Depan ¾ Atas
      • Tampak ¾ Dari Belakang.
      • Sedikit Penjelasan Tentang Bentuk Mata pada Tampa...
      • Kepala+Wajah Tampak ¾ Depan.
      • Sedikit Penjelasan tentang pergerakan mulut pada t...
      • Emang orang Islam tidak boleh menggambar manusia ?
      • Tentang Komik Yang Menggemaskan, Yang Unik Dan Yan...
      • Mari Kita Membuat Manga Bersama-sama!!!
      • Sketsa Menggambar Kepala+Wajah Tampak Samping
      • Perbedaan Bentuk Wajah
      • Kekhasan Wajah Manga Jepang
    • ►  Maret (13)
    • ►  Februari (11)

Followers

Hatsune Miku
FOLLOW ME @INSTAGRAM

|